Sabtu, 19 Januari 2013

KETIKA KEIMANAN BERFLUKTUASI



KETIKA KEIMANAN BERFLUKTUASI


Ibadah kepada tuhan adalah suatu tuntunan yang wajib untuk kita lakukan, terkadang kita sebagai manusia yang merupakan tempatnya lupa dan dosa sering mengalami naik turunnya kadar keimanan kita, hal tersebut tanpa kita sadari telah ada pada diri kita masing-masing, tidak terlepas siapapun kita. Manusia sebagai mahluk berfikir selayaknya mampu merefleksikan diri dari setiap apa yang telah terjadi pada dirinya, terlebih hubungan kita terhadap tuhan.
Kehidupan di dunia memilki peran yang tak bisa kita hindari terhadap kualitas keimanan kita, pergaulan kita sering mengakibatkan kita lupa terhadap zat yang telah memberikan kita segala kenikmatan, kita sering lupa terhadap kewajiban yang seharusnya kita lakukan. Keimanan adalah landasan yang kita gunakan dalam menjalankan ibadah kepada tuhan, tanpa adanya iman, ibadah akan dilakukan dengan ketidak keikhlasan, tidak dikerjakan, bahkan kita anggap sebagai penghalang dalam kehidupan kita. iman dalam diri manusia sering mengalami pasang surut , iman kadang naik kadang turun, sebagai seorang yang beriman tentunya tidak ingin hal ini terjadi,mestinya iman kita terus meningkat, minimal stabil ,
Untuk menjaga keimanan kita perlulah kita tahu hal-hal yang dapat menyebabkan keimanan kita menurun
Adapun beberapa hal yang mengakibatkan keimanan kita menurun dapat dipandang dari dua sisi yaitu aspek intern dan aspek eksern. Aspek intern merupakan aspek yang berasal dari dalam diri manusia sedangkan aspek ektern merupakan aspek luar dari diri manusia itu sendiri.

ASPEK INTERN
1. Kebodohan
Kebodohan merupakan pangkal dari berbagai perbuatan buruk. Seseorang berbuat jahat boleh jadi karena ia tak tahu bahwa perbuatan itu dilarang agama, atau ia tidak tahu ancaman dan bahaya yang akan dihadapinya kelak di akhirat, atau ia tidak tahu keperkasaan Sang Maha Kuasa yang mengatur denyut jantungnya, mengatur musibah dan rezekinya.

2. Ketidakpedulian, Keengganan dan Melupakan
Ketidakpedulian menyebabkan pikiran seseorang diisi dengan hal-hal duniawi yang hanya ia sukai  sedangkan yang bukan ia sukai tidak diberi tempat dipikirannya. Ini menyebabkan ia tidak ingat (dzikir) pada Allah, sifatnya tidak tulus, tidak punya rasa takut dan malu kepada Allah, tidak merasa berdosa dan bisa jadi ia menjadi sombong karena tidak merasakan pentingnya berbuat rendah hati dan sederhana.
Keengganan seseorang untuk melakukan suatu kebaikan padahal ia tahu hal itu telah diperintahkan Allah, maka ia termasuk orang yang men-zhalimi dirinya sendiri. Allah akan mengunci hatinya dari jalan yang lurus (al-Kahfi 18:5), dan ia akan menjadi teman syeitan (Thaaha 20:124). Melupakan kewajiban dan kepatuhan seseorang dalam beribadah berawal dari sifat lalai atau lemah hatinya. Waktu dan energinya harus didorong agar diisi lebih banyak dengan perbuatan amal sholeh, kalau tidak maka kesenangan duniawi akan semakin menguasai dirinya hingga ia semakin jauh dari ingat kepada Allah.

3. Menyepelekan dan Melakukan Perbuatan Dosa
Awal dari perbuatan dosa adalah sikap menyepelekan perintah dan larangan Allah. Perbuatan dosa umumnya dilakukan secara bertahap, misalnya dimulai dari zinah pandangan mata yang dianggap dosa kecil kemudian berkembang menjadi zinah tubuh. Dosa-dosa kecil yang disepelekan merupakan proses pendidikan jahat (pembiasaan) untuk menyepelekan dosa-dosa besar. Karena itu basmilah dosa-dosa kecil selagi belum tumbuh menjadi dosa besar.

4. Jiwa yang Selalu Memerintahkan Berbuat Jahat
Ibnul Qayyim Al Jauziyyah mengatakan, Allah menggabungkan dua jiwa, yakni jiwa jahat dan jiwa yang tenang sekaligus dalam diri manusia, dan mereka saling bermusuhan dalam diri seorang manusia. Disaat salah satu melemah, maka yang lain menguat. Perang antar keduanya berlangsung terus hingga si empunya jiwa meninggal dunia. Adalah sungguh merugi orang-orang yang jiwa jahatnya menguasai tubuhnya. Seperti sabda Rasulullah, “barang siapa yang diberi petunjuk Allah maka tidak ada yang dapat menyesatkannya, dan barang siapa yang disesatkannya maka tidak ada seorangpun yang dapat memberinya petunjuk”. Sifat lalai, tidak mau belajar agama, sombong dan tidak peduli merupakan beberapa cara untuk membiarkan jiwa jahat dalam tubuh kita berkuasa. Sedangkan sifat rendah hati, mau belajar, mau melakukan instropeksi (muhasabah) merupakan cara untuk memperkuat jiwa kebaikan (jiwa tenang) yang ada dalam tubuh kita.



ASPEK EKSTERN
1.    Syaitan
Syaitan adalah musuh manusia. Tujuan syaitan adalah untuk merusak keimanan orang. Siapa saja yang tidak membentengi dirinya dengan selalu mengingat Allah maka ia menjadi sarang syaitan, menjerumuskannya dalam kesesatan, ketidak patuhan terhadap Allah, membujuknya melakukan dosa.
2.    Bujukan dan Rayuan Dunia
Allah SWT berfirman: “Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu”. (QS, al-Hadiid 57:20).
Tujuan hidup manusia seluruhnya untuk akhirat. Apapun kegiatan dunia yang kita lakukan, seperti mencari nafkah, menonton TV, bertemu teman dan keluarga, seharusnya semua itu ditujukan untuk meraih pahala akhirat. Tidak secuilpun dari kegiatan duniawi boleh dilepaskan dari aturan main yang diperintahkan atau dilarang Allah. Ibnul Qayyim mengibaratkan hati sebagai suatu wadah bagi tujuan hidup manusia (akhirat dan duniawi) dengan kapasitas (daya tampung) tertentu. Ketika tujuan duniawi tumbuh maka ia akan mengurangi porsi tujuan akhirat. Ketika porsi tujuan akhirat bertambah maka porsi tujuan duniawi berkurang. Dalam situasi dimana tujuan dunia menguasai hati kita maka hanya tersisa sedikit porsi akhirat di hati kita, dan inilah awal dari menurunnya keimanan kita.
3.    Pergaulan yang Buruk
Rasulullah bersabda: “Seseorang itu terletak pada agama teman dekatnya, sehingga masing-masing kamu sebaiknya melihat kepada siapa dia mengambil teman dekatnya” (HR Tirmidzi, Abu Dawud, al-Hakim, al-Baghawi).
Seorang teman yang sholeh selalu memperhatikan perintah dan larangan Allah, karenanya ia selalu mengajak siapa saja orang disekitarnya untuk menuju kepada kebaikan dan mengingatkan mereka bila mendekati kemungkaran. Teman dan sahabat yang sholeh sangat penting kita miliki di zaman kini dimana pergaulan manusia sudah sangat bebas dan tidak lagi memperhatikan nilai-nilai agama Islam. Berada diantara teman-teman yang sholeh akan membuat seorang wanita tidak merasa asing bila mengenakan jilbab. Demikian pula seorang pria bisa merasa bersalah bila ia membicarakan aurat wanita diantara orang-orang sholeh. Sebaliknya berada diantara orang-orang yang tidak sholeh atau berperilaku buruk menjadikan kita dipandang aneh bila berjilbab atau bahkan ketika hendak melakukan sholat.
Menaikkan kadar iman bukanlah suatu pekerjaan mudah, karena begitu banyak usaha (menuntut ilmu, amalan-amalan) yang harus kita lakukan disamping godaan (syaitan, duniawi) yang akan kita hadapi. Paling tidak kita termasuk orang-orang yang lebih beruntung dibanding orang lain yang belum sempat mengetahui “sebab-sebab naik-turunnya iman” dalam tulisan ini. Mari kita ingatkan teman-teman kita dengan menyebarkan tulisan ini.

Senin, 17 Desember 2012

SESUATU YANG HILANG (INTUISI)



SESUATU YANG HILANG  (INTUISI)

Budiman sani
12709251054

Setiap manusia mempunyai intuisi yang memang telah menjadi bagian dari komponen ruh dan tubuh manusia, dengan bekal inilah manusia meraih kesuksesan dalam menjalani kehidupan dan intuisi sebagai pendorong kemauan bertindak sesuai dengan ilmu yang dipelajarinya. Karena intuisi telah menggambarkan akan keadaan dari sesuatu yang akan kita lakukan. Secara definisi intuisi adalah salah satu kemampuan manusia untuk menganalisis sesuatu yang akan dikerjakan atau dilaksanakan, karena dengan memakai intuisi maka pekerjaan yang akan dilakukan telah ketahui hasil dan bentuknya. Sebagaimana fakta-fakta yang ada seperti Ray Croc membeli franchise MC Donalds dengan harga yang kelewat tinggi sebenarnya uangnya tidak cukup banyak untuk membeli waralaba tersebut, tapi dia mengatakan “intuisi saya mendorong saya untuk tetap membelinya dan harus” firasat itu terbukti benar, MC Donalds pertama kali hanya ada satu di California, tapi sekarang sudah menjadi franchise yang mendunia.
Dalam kajian epistomologi islam, intuisi menjadi salah satu sumber ilmu dan kebenaran sebagaimana halnya rasio dan empiris. Bahkan intuisi ini lebiih tinggi kedudukannya daripada ilmu yang notabene diperoleh melalui proses penalaran dan pengindraan. Kebenaran yang dicapai melalui intuisi metodenya memang tidak bisa dibuktikan secara rasional maupun empiris. Akan tetapi, hasil dari kebenaran intuisi tersebut dapat dibuktikan secara rasional sekaligus empiris. Artinya, banyak orang yang memperoleh pengetahuan yang mendalam secara intuitif yang kemudian terbukti benar. Oleh karena itu Bergson mengatakan bahwa intuisi sebenarnya bersifat intelektual dan sekaligus supra-intelektual, dimana pengetahuan supra-intelektual tersebut akan dapat mencapai pengetahuan dan kesadaran diri pada hal-hal yang paling vital, elan vital. Sementara bagi Nietzsche intuisi merupakan intelgensi yang paling tinggi, dan bagi maslow intuisi merupakan pangalaman puncak ( peak experience )
Menjadi intuitif adalah sifat alami manusia, hampir setiap manusia mempunyai kemampuan ini, dan pernah mengaminya selama hidupnya. Yang membedakan hanya tingkatan dari kemampuan ini. Namun, ilmu pengetahuan masih belum menjelaskan mengapa beberapa individu tampaknya lebih kuat dan lebih tajam intuisinya daripada orang lain. Banyak orang berfikir bahwa intuisi adalah hanya soal kebetulan. Namun, ada beberapa individu-individu berbakat yang intuisinya jarang gagal dan selalu menjadi kenyataan ini jelas bukan lagi soal kebetulan.
Sebenarnya setiap orang memiliki intuisi yang kuat dan berpotensi sama. Seorang bayi dan ibu berkomunikasi dan saling memahami lewat rasa, lewat intuisi. Hanya memang ketika kita menjadi dewasa, lalu dididik untuk lebih mengasah pikiran dan kecerdasan otak serta cenderung mengabaikan perasaan, maka perlahan-lahan kemampuan intuisi ini pun menjadi pudar, tumpul bahkan hampir hilang sama sekali bagi sebagian individu. Bahkan bagi orang-orang yang 100% bertumpu pada kecerdasan otak saja, mendengarkan rasa hati dianggap sebagai sesuatu yang aneh, tidak alami, bahkan bodoh. Menurut orang-orang ini, pilihan dan keputusan yang baik adalah yang diambil berdasarkan proses berpikir dan analisa yang baik.
Ada beberapa hal yang perlu kita lakukan untuk mengembangakan Intuisi Pertama, ingatlah bahwa semua orang punya intuisi secara alamiah. Ini bukan keterampilan baru yang harus diperoleh, namun keterampilan lama yang terlupakan, dan perlu diasah kembali agar bermanfaat dalam keseharian. Kedua, untuk melatih kembali intuisi kita, kita perlu membiasakan kembali dengan keheningan, apa pun bentuknya. Dari mulai rileks, berdoa, meditasi, bahkan melamun di toilet pun merupakan bentuk keheningan yang bisa membantu kita untuk memunculkan inspirasi dan intuisi. Tanpa keheningan, intuisi akan tersamar dengan segala arus informasi di sekitar kita, dan kebisingan pikiran kita sendiri. Ketiga, bila Anda ingin berkonsultasi dengan kata hati Anda, setelah mencapai kondisi yang hening, ajukanlah pertanyaan Anda ke dalam hati. Ini bukanlah sesuatu yang aneh, bahkan sebenarnya sangat wajar dan alamiah. Keempat, setelah hening dan bertanya, tunggu dan perhatikan. Jawaban atau bimbingan dari hati Anda bisa muncul dalam bentuk rasa, suara, gambar, simbol, mimpi maupun kebetulan-kebetulan yang muncul begitu saja dalam keseharian Anda. Biasanya setiap orang akan memiliki bentuk intuisi yang khas. Ada yang selalu memperoleh intuisi lewat mimpi, atau dalam bentuk rasa hati, maupun rasa di tubuh. setiap orang.

Senin, 03 Desember 2012

MENGENAL SANG PENCERAH

MENGENAL SANG PENCERAH
Sebagai seorang Muslim kita berkeyakinan bahwa Nabi Muhammad saw adalah manusia terbaik yang pernah ada. Keyakinan ini sangat wajar. Para ulama salaf dan khalaf bersepakat atas hal itu. Namun ketika seorang penulis Barat bernama Michael H. Hart, yang notabene kafir secara fair dan objektif menilai demikian tentu sedikit aneh. Bahkan, ia menempatkan sosok Muhammad saw pada rangking pertama dalam 100 Tokoh Paling Berpengaruh Dalam Sejarah. “Jatuhnya pilihan saya kepada Nabi Muhammad dalam urutan pertama daftar Seratus Tokoh yang berpengaruh di dunia mungkin mengejutkan sementara pembaca dan mungkin jadi tanda tanya sebagian yang lain. Tapi saya berpegang pada keyakinan saya, dialah Nabi Muhammad satu-satunya manusia dalam sejarah yang berhasil meraih sukses-sukses luar biasa baik ditilik dari ukuran agama maupun ruang lingkup duniawi” Rilisnya.
 Tidak ada alasan lagi untuk tidak mengenal Nabi kita. Setidaknya ada beberapa cara sederhana tapi penting untuk mengenal beliau. Diantaranya adalah
1. Dengan ayat kauniyah.
Ayat kauniyah di sini adalah mukjizat beliau yang bisa langsung disaksikan oleh mata. Mukjizat adalah keluar kebiasaan yang Allah berikan khusus bagi para Nabi utusan Allah. Mukjizat Rasulullah ` sangat banyak. Salah satunya adalah terbelahnya bulan. Suatu ketika orang-orang musyrik Quraisy ingin untuk melihat tanda kenabian beliau yang membuat mereka percaya pada kerasulan beliau `. Maka, berdoalah Rasulullah `. Dengan izin Allah terbelahlah bulan. Abdullah bin Mas’ud z mengisahkan bahwa, “Bulan terbelah pada zaman Rasulullah, maka orang Quraisy mengatakan, ‘Ini adalah kejelekan Ibnu Abi Kabsyah.’” Mereka memaksudkan Rasulullah `, mereka meragukan kejadian ini. Apakah benar-benar terjadi atau sekedar sihir. Maka, untuk memastikannya mereka bertanya kepada orang-orang yang datang dari bepergian jauh, apakah mereka juga melihat kejadian itu? Abdullah bin Mas’ud mengatakan, mereka orang-orang Quraisy berkata, “Lihatlah berita yang dibawa oleh orang–orang yang safar (bepergian), karena Muhammad tidak akan mungkin dapat menyihir seluruh manusia.” Dan ternyata orang-orang yang datang dari safar tersebut mereka menyaksikan kejadian bulan terbelah tersebut. Selengkapnya hadits ini diriwayatkan oleh Imam Al Bukhari.
2. Dengan ayat Syar’iyah.
Ayat syar’iyah yang dimaksud adalah Al Qur’an. Al Quran merupakan mukjizat terbesar yang menunjukkan bahwa beliau adalah Rasulullah. Kita tidak mungkin lagi untuk mengetahui mukjizat yang dapat langsung disaksikan karena telah lewat masa kenabian Rasulullah. Namun kita masih bisa mengenal kenabian beliau dengan mukjizat terbesar ini. AlQuran yang merupakan firman Allah. Sungguh Al Quran berisi ilmu terdahulu dan yang akan datang. Al Quran adalah obat bagi hati yang telah mati. Kita dapat mengenal kebenaran kerasulan beliau dengan apa yang beliau bawa.
3. Membaca sejarah kehidupannya
Ini adalah pintu pertama bagi siapa saja yang ingin mengenal beliau lebih dekat. Seseorang bisa mengetahui sisi-sisi kehidupan seorang tokoh atau publik figur berdasarkan siroh/biografi hidupnya. Banyak juga di antara para tokoh itu menulis langsung sejarah hidupnya dalam bentuk autobiografi. Dengan itu pembaca akan mengetahui beberapa rahasia penting, alasan-alasan mereka melakukan beberapa keputusan controversial, bahkan hal-hal yang sifatnya pribadi sekalipun.
4. Teladani akhlak beliau
Saat itu bangsa Arab memiliki beberapa kelebihan dibanding bangsa-bangsa lainnya. Mereka amat teguh memikul amanah, menepati janji, jujur dalam bergaul, menghargai pemimpin, dan sebagainya. Tapi di sisi lain mereka gemar bertikai, hobi mabuk-mabukan dan berjudi, doyan zina, membunuh anak-anak perempuan, dan segudang kebobrokan akhlak lainnya. Akhlak mulia itu tidak hanya bermoral di satu sisi tapi amoral di sisi lain. Tidak hanya berakhlak kepada sesama manusia tapi berakhlak terhadap sesama makhluk dan kepada Sang Pencipta juga. Inilah yang direkonstruksi semuanya oleh Nabi SAW.
 Akhlak mulia adalah bukti dan buah dari keimanan yang benar. Iman tidak berarti apa-apa jika tidak melahirkan akhlak.  Akhlak yang mulia adalah implementasi berbagai bentuk ibadah dalam Islam. Tanpa akhlak, ibadah hanya menjadi ritual dan gerakan yang tidak memiliki ruh dan nilai. Tujuan mempelajari akhlak Nabi SAW diantaranya adalah menghindari pemisahan antara akhlak dan ibadah. Atau bila kita memakai istilah: menghindari pemisahan agama dengan dunia (sekulerisme). Kita sering mendengar celotehan, Agama adalah urusan akhirat sedang masalah dunia adalah urusan masing-masing.  Maka jangan heran terhadap seseorang yang beribadah, kemudian di lain waktu akhlaknya nggak bener. Ini merupakan kesalahan fatal. Kita pun sering menjumpai orang-orang yang amanah dan jujur, tetapi mereka tidak shalat. Ini juga keliru. Islam menghendaki kita optimal dalam berakhlak dan beribadah tanpa memilah antara keduanya. Bila akhlak kita baik terhadap sesama tapi tak berakhlak dengan enggan beribadah pada Allah SWT, ini kurang ajar. Begitu pun sebaliknya.
 5. Pelajari tata cara ibadah beliau
Ibadah dalam perspektif Islam adalah kepasrahan total dan merasakan keagungan Dzat yang disembah. Ibadah merupakan anak tangga yang menghubungkan makhluk dengan penciptanya. Di sisi lain, seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, ibadah memberi pengaruh yang sangat dalam ter-hadap pola hubungan antara sesama makhluk. Dalam Islam, semua sisi kehidupan adalah ibadah. Dalam ruang yang lebih spesifik, ibadah adalah rukun Islam yang lima. Kemudian ibadah terbagi tiga:Pertama, Ibadah badan berupa syahadat, shalat dan puasa. Kedua, ibadah harta dalam bentuk zakat.Ketiga, ibadah badan dan harta sekaligus berupa haji ke baitullah.
Bila ibadah ditunaikan bukan atas dasar ilmu, maka ia bisa mengancam eksistensi agama. Seperti yang diungkapkan Imam al-Ghazali bahwa perusak agama itu ada 4: Pertama, orang alim yang tidak mengamalkan ilmunya. Kedua, orang yang beramal tanpa dasar ilmu sehingga ia lebih dekat dari pada bid’ah. Ketiga, orang bodoh yang tidak mau mencari ilmu. Dan keempat, orang yang membenci ahli ilmu. “Tak kenal maka tak cinta” demikianlah kata pepatah. Tidak mungkin orang mencintai Nabi saw, bila ia tidak mengenalnya lebih dekat. Mencintai Nabi saw berarti juga meneladani karakter dan kepribadiannya secara utuh. Mencintai beliau artinya melek terhadap syariat agama ini.

Senin, 26 November 2012

KETAKBERDAYAAN SANG EDUCATION


KETAKBERDAYAAN SANG EDUCATION

Refleksi perkuliahan filsafat
BUDIMAN SANI (12709251054)

Pendidkan adalah hal yang mutlak yang diselenggarakan dalam suatu peradaban bangsa. Pendidikan merupakan pilar bagi tumbuh berkembangnya suatu negara. Tanpa adanya pendidikan kita tidak akan pernah tahu seperti apa suatu negara telebih pada kualitas sumber daya manusianya.
Terkait dengan itu, dewasa ini di indonesia pendidikan merupakan suatu hal yang wajib diselenggarakan, akan tetapi dunia pendidikan di indonesia telah terkotori oleh adanya politisi-politisi dari penguasa yang merupakan kaki tangan sang powernow, yang pastinya mengarahkan pendidikan di indonesia berubah menjadi pendidikan atas dasar industialisme, utility, dan pragmatis, yang pada hakekatnya telah merubah atau telah keluar dari tujuan luhur pendidikan yang sebenarnya.
Pendidikan di indonesia dewasa ini telah merenggut setiap intuisi-intuisi dari siswa-siswa yang penuh potensi untuk di kembangkan, mematikan setiap kereativitas mereka, kemudian diarahkan seperti robot-robot siap pakai yang tak bernurani untuk menjadi prajurit terdepan sebagai penyongsong setiap kepentingan –kepentingan sang powernow.
Matematika merupakan salah satu bagian dari mata pelajaran yang diajarkan pada setiap satuan pendidikan di Indonesia. Matematika adalah hal yang penting untuk dipelajari oleh setiap siswa di sekolah. Sayangya matematika menjadi salah satu mata pelajaran yang sangat menakutkan, sangat kejam, menginterpensi, yang tak pernah bisa dimengerti oleh sebagian siswa. Hal ini terjadi karena pelajaran matematika itu adalah pelajaran yang tak pernah bisa dimengerti melalui cara, keinginan ataupun gaya belajar dari setiap siswa, matematika adalah hal yang sangat abstrak, yang tak pernah terjangkau oleh beberapa tingkat perkembangan kognitif siswa.
Semua permasalahan yang terjadi tersebut dikarenakan oleh pengertian atau pemahaman pada matematika dan matematika pendidikan masih tetap pada paradigma yang sama oleh sang penguasa, penentu kebijakan-kebijakan pendidikan di indonesia.
Para pure matematika telah banyak berkontribusi dalam kancah dunia pendidikan di indonesia, yang memberi banyak sumbangsih terhadap kehancuran matematika pendidikan di indonesia. Meraka sang powernow tidak akan pernah mengerti tentang hakekat matematika pendidikan itu sendiri. Matematika yang dianggap sebagai suatu yang absolut diinsert dalam matematika pendidikan yang relative, empiris, dan kontruktivis. Tidak akan pernah ada titik penyelesaian dalam permasalahan dunia pendidikan indonesia ini terutama terkait dengan matematika pendidikan yang semestinya ada dan diajarkan disetiap satuan pendidikan, selama paradigma matematika itu sama dengan matematika pendidikan oleh sang power yang menggap diri sebagai bagian dari penentu pendidikan di Indonesia.

Selasa, 13 November 2012

Retorika kebingungan filsafat


Retorika kebingungan filsafat

Endang wahyuningsih ( 12709251050)
Budiman sani               (12709251054)

1.      Apakah diriku ?
Jawaban : Secara garis besar, diriku merupakan makhluk ciptaan Tuhan dan diriku juga merupakan makhluk sosial. Sebagai makhluk ciptaan Tuhan, diriku berusaha melaksanakan segala hal yang berhubungan dengan rohani. Karena agamaku Islam maka aku berusaha untuk menjalankan perintah Allah dan Nabi Muhammad. Sebagai makhluk sosial diriku berusaha bertindak dan berperilaku yang sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.
Tanggapan : Secara filsafat diriku adalah manusia berfikir yang tentunya ada karena pikiran itu sendiri memang benar bahwa kita adalah mahluk tuhan dan mahluk sosial akan tetapi itu sudah menjadi kodrat. yang menjadikan diriku itu adalah ketika aku bisa berfikir tentang hal yang menjadikan aku ada dan berbeda sebagai pembanding dari yang lain.

2.      Apakah ketika tersenyum dalam tangis atau sebaliknya adalah suatu kebohongan ?
Jawaban :   Bisa kebohongan bisa juga bukan. Ketika maksudnya adalah untuk menyembunyikan keadaannya supaya tidak diketahui orang lain maka itu kebohongan.  Tetapi jika keadaannya dia bahagia sampai dia menangis (saking terharunya), maka itu bukan kebohongan.
Tanggapan :Apa yang dikatakan adalah benar akan tetapi terkadang tangis dalam dalam senyum atau sebaliknya adalah suatu bentuk sikap yang ditunjukkan manusia ketika dia memberontak  dan  menunjukkan ketegaran atau kelemahan  dari insan itu sendiri

3.      Apakah ketika kita melakukan sesuatu itu menunjukkan bahwa aku bukan  orang  yang telah bersyukur  terhadap apa yang aku telah dapatkan ?
Jawaban :  Menurut saya, itu manusiawi. Ketika seseorang telah mendapatkan sesuatu maka dia menginginkan yang lebih baik lagi. Perasaan itulah yang akan memberikan motivasi kepada manusia untuk meningkatkan usahanya agar hasilnya lebih baik lagi. Tetapi jangan menjadi orang yang rakus, dalam artian dia tidak pernah merasa puas terhadap hasil yang dicapainya.
Tanggapan : Ketika kita merasa puas akan pencapaian kita disitulah terlahir kesombongan dari diri kita dan kita terancam oleh mitos sendiri akan tetapi ketika kita tidak puas dengan pencapaian itu apakah kita termasuk orang yang tak bersyukur ?  itulah yang menjadi kebingunganku

4.      Bagaimana seorang manusia menggapai ikhlas sedang dia masih punya tujuan tertentu dalam hidupnya ?
Jawaban : Ikhlas diperoleh dengan hati yang bersih dan tulus. Tidak masalah manusia mau mempunyai tujuan tertentu, yang penting  tujuan tersebut intinya adalah untuk menggapai  ridho Allah.
Tanggapan :Yang menjadi permasalahan adalah tujuan seperti apa yang bisa dikatakan menggapai ridho ilahi karena kita tahu bahwa banyak sekali tujuan-tujuan yang berdasarkan atas tuhan tapi setelah dilihat secara seksama itu hanya sebagai kedok semata.

5.      Apa yang membatasi hati dan pikiran?
 Jawaban : Yang membatasi hati dan pikiran adalah keragu-raguan/kekhawatiran/kecemasan.
Tanggapan : Bedasarkan pendapat saya keragu-raguan, kekhawatiran dan kecemasan merupakan bersumber  dari pikiran semata karena semua itu terjadi ketika kita dihadapkan pada situasi yang terdiri dari dua sisi yang secara logis memiliki pertimbangan yang sama terhadap kedua sisi terseebut

6.      Secara filsafat dimanakah hati itu ?
Jawaban : Secara tepatnya aku tidak tahu di mana letak hati. Kurasa hatiku ada di mana-mana. Ada di tangan, di kaki, di kepala,di  badan, di rambut, di  kuku, dsb. Yang jelas, hati akan memberikan bisikan pada diri kita mana yang baik dan mana yang buruk. 
 Tanggapan : Hati itu sebenarnya adalah berada di atas pikiran ketika pikiran tak mampu menjelaskan fenomena-fenomena dalam hal ini yang menyangkut dengan spiritual  maka hatilah sebagai landasan atau tolak ukur kita berpijak.

7.      Akankah keikhlasan itu terlahir dari suatu keterpaksaan ?
Jawaban : Bisa saja. Contohnya, seseorang yang ditinggal  mati orang yang dicintainya, tentunya awalnya dia tidak ikhlas. Tetapi dengan keyakinan bahwa kematian adalah takdir Tuhan maka akhirnya dia ikhlas. Tetapi tidak semua keikhlasan  lahirnya dari keterpaksaan.
Tanggapan :Menurut saya keyakinan itu tidak mungkin terlahir dari sebuah keterpaksaan ,kita salah mengartikan keikhlasan, karena keterpaksaan yang dilakukan secara terus menerus akan mengkibatkan kebiasaan dari keterpaksaan , dan kebiasaan itu tidak bisa kita anggap sebagai suatu keikhlasan.



8.      Bahagia itu apa dan bagaimana aku mendapatkannya ?
Jawaban : Bahagia adalah kesenangan dan ketenteraman hidup (lahir batin).  Secara lahir, manusia bisa mendapatkan kebahagiaan dengan  berusaha/berikhtiar misalnya bekerja untuk mendapatkan kekayaan, pangkat/jabatan, nama baik dan sebagainya .   Secara batin manusia harus berdoa meminta kepada Allah agar diberikan kesenangan dan ketenteraman batin .
Tanggapan : Ketenteraman dan kesenangan bukan tolak ukur dari bahagia , bahagia ada ketika apa yang kita cita-citakan itu terwujud , apa yang kita lakukan itu dikerjakan secara ikhlas. Bukan semata-mata karena hanya kesenangan semata.

9.      Dari sisi filsafat mengapa tuhan mesti menciptakan syaitan yang mendorong kita ke arah keburukan sedang tuhan mewajibkan kita untuk selalu berada dalam kebaikan ?
Jawaban : Karena Allah ingin menguji  seberapa kuatkah iman seseorang. Jika seseorang imannya baik maka dia tidak akan mudah terpengaruh dengan godaan syaitan. Itulah orang-orang yang menjadi pilihan Allah.  Jaminannya adalah surga. Jika iman seseorang kurang maka dengan mudah akan  terpengaruh dengan godaan syaitan dan tempatnya adalah neraka.
Tanggapan : Kita tahu bahwa tuhan mengingikan setiap ummat manusia berada dijalannya akan tetapi apa yang ada dibumi telah di tetapkan sejak sebelum bumi itu ada, jikalau memang  tujuan dibuatnya syaitan itu untuk menguji manusia , kenapa perlu ada ujian yang pada akhirnya manusia terkadang  tidak lulus dalam ujian itu dan menjadi manusia yang keluar dari jalan tuhan?  Dan ternyata hal tersebut bertolak belakang dari tujuan tuhan sendiri ?
10.  Secara pemikiran dan spritual kita tahu bahwa tuhan adalah maha kuasa, maha bisa,  maha mampu, dan maha segala-galanya.  apakah tuhan  mampu menciptakan sesuatu yang lebih kuasa,lebih mampu,lebih bisa  dan lebih segala-galanya dari dirinya sendiri ?
Jawaban : Secara pemikiran, jelas mampu. Dengan sifat-Nya yang  “Maha” dalam hal apapun, pasti Tuhan mampu menciptakan apapun, termasuk  menciptakan sesuatu yang lebih kuasa, lebih mampu,lebih bisa  dan lebih segala-galanya dari diri-Nya. Secara spiritual, Tuhan itu bersifat  “Maha”, artinya “Paling”. Jadi tidak mungkin ada sesuatu yang melebihi ke-Maha-an Tuhan. Dalam hal ini, kita harus berhati-hati bahwa “dalam berfilsafat, jangan sampai kita melebihi  aspek spiritual”.
Tanggapan : Saya sependapat bahwa apa yang saya tanyakan diluar logika kita , dan disinilah hati kita gunakan sebagai tolak ukur dan dasar dari pertanyaan seperti  ini. Semoga kita bukan termasuk dalam orang-orang yang meragukan dan mengusik keberadaan tuhan.

Senin, 01 Oktober 2012

PERTENTANGAN ANTAR FILSUF DARI MASA KE MASA
Filsaafat telah merubah pola hidup manusia dari mitos ke logos dalam memaknai setiap peritiwa dan perjalanah hidup manusia. Tetapi dalam perkembangannya banyak sekali pertentangan-pertentangan yang terjadi antar filsuf. Pertentangan itu terletak pada dasar pemikiran yang mereka gunakan. Berikut adalah beberapa pertentangan yang yang sangat berpengaruh terhadap filsafat masa kini
YUNANI KUNO
HERACLITUS VS PARMANIDES.

Jauh sebelmunya teori tentang kehidupan telah diangkat oleh keduanya. Yang memiliki pandangan berbeda satu sama lain.
 Heraclitus ( Berubah )

Heraclitus adalah salah seorang filsuf yang mencetuskan satu pemikiran  yang menarik, bahwa “engkau tidak akan pernah mampu menerjunkan diri kesungai yang sama untuk kedua kalinya, karena air sungai itu selalu mengalir”. Oleh karena itulah Menurutnya bahwa alam semesta ini semuanya selalu dinamis (berubah). Pernyataan ini merupakan awal berkembangnya relativisme, teori ini mengandung pengertian bahwa kebenaran akan selalu berubah. Pengertian adil hari ini belum tentu sama dengan besok hari. Sehingga dia mencapai kesimpulan bahwa hal yang mendasar dari alam ini bukanlah bahan dasarnya, akan tetapi lebih pada proses kejadiannya.

Parmanides ( Tetap )

Parmenides terlahir kira-kira tahun 450 SM. pemikiran parmenides sangat bertolak belakang dengan pemikiran dari heraklitus. Bagi Heraclitus realitas seluruhnya bukanlah sesuatu yang lain dari pada gerak dan perubahan. Bagi Parmenides gerak dan perubahan tidak mungkin. Menurutnya realitas merupakan keseluruhan yang bersatu, tidak bergerak atau berubah. Bagi parmenides seluruh jalan kebenaran itu bersandar pada satu keyakinan : “Yang ada itu ada”, itulah kebenaran yang sesungguhnya. Dapat dikatakan bahwa Parmenides adalah seorang filsuf yang tidak mempercayai akan indera-inderanya. Dia berkeyakinan bahwa indera kita tidak tepat dalam memberikan gambaran mengenai dunia ini.

ABAD PERTENGAHAN
Selama perseturuan itu berlangsung hingga memunculkan generasi-generasi filsuf setelahnya yang melahirkan pertentangan satu dengan yang lainnya.

Plato Vs  Aristoteles
Plato ( Idealisme )
Plato menyumbangkan ajaran tentang "idea".  Menurut Plato, hanya idea-lah realitas sejati. Semua fenomena alam hanya bayang-bayang dari bentuknya (idea) yang kekal. Dalam wawasan Plato. Dunia idea mengatasi realitas yang tampak, bersifat matematis, dan keberadaannya terlepas dari dunia inderawi. Plato berpendapat, bahwa pengalaman hanya merupakan ingatan (bersifat intuitif, bawaan, dalam diri) seseorang terhadap apa yang sebenarnya telah diketahuinya dari dunia idea, sebelum manusia itu masuk dalam dunia inderawi ini. Menurut Plato, tanpa melalui pengalaman (pengamatan), apabila manusia sudah terlatih dalam hal intuisi, maka ia pasti sanggup menatap ke dunia idea dan karenanya lalu memiliki sejumlah gagasan tentang semua hal, termasuk tentang kebaikan, kebenaran, keadilan, dan sebagainya.

Aristoteles ( Realisme )
Aristoteles menganggap plato (gurunya) telah menjungkir-balikkan segalanya. Pola pemikiran Aristoteles ini merupakan perubahan yang radikal. Menurut Plato, realitas tertinggi adalah yang kita pikirkan dengan akal kita, sedang menurut Aristoteles realitas tertinggi adalah yang kita lihat dengan indera-mata kita. Aristoteles tidak menyangkal bahwa bahwa manusia memiliki akal yang sifatnya bawaan, dan bukan sekedar akal yang masuk dalam kesadarannya  oleh pendengaran dan penglihatannya. Namun justru akal itulah yang merupakan ciri khas yang membedakan manusia dari makhluk-makhluk lain. Akal dan kesadaran manusia kosong sampai ia mengalami sesuatu. Karena itu, menurut Aristoteles, pada manusia tidak ada idea-bawaan. Aristoteles mengandalkan pengamatan inderawi sebagai basis untuk mencapai pengetahuan yang sempurna.



ABAD MODERN
Pertentangan ini tidak berhenti sampai disini di abad modern pertetangan ini tetap terjadi.
Rene Descartes ( Rasionalisme )
Rene Descartes adalah seorang filsuf yang menganut paham rasionalis. Descartes berpendapat bahwa satu-satunya sumber pengetahuan adalah dari dalam diri manusia itu sendiri. Descartes mengatakan bahwa kemampuan berpikir manusia yang sekarang tidak lagi semurni dan sekokoh sebagaimana jika manusia menggunakan nalarnya sendiri sejak dilahirkan karena sejak kecil cara berpikir manusia sudah dipengaruhi oleh cara berpikir orang lain yang ditanamkan melalui pendidikan.
David hume ( Empirisme )
Teori Hume tentang pengalaman dimulai dengan ide bahwa semua isi pengalaman sadar kita dapat dipecah menjadi dua kategori yakni kesan dan ide. Hume mengatakan bahwa istilah kesan (impression) menunjuk kepada semua persepsi kita yang lebih hidup ketika mendengar, melihat, merasa, mencinta, membenci, menginginkan atau menghendaki. Kesan berbeda dari ide, bukan di dalam isi tetapi di dalam kekuatan dan semangat, yang dengannya keduanya menyentuh kita. Di sisi lain, ide adalah gambar yang didasarkan pada memori kesan atau pikiran tentang kesan, yang terakhir ini sering melibatkan kemampuan imajinasi kita yang memberi produk ide, yang mungkin kita memiliki kaitan langsung di dalam wilayah kesan. Meskipun demikian, semua ide dasarnya berasal dari kesan.

Imanuel Kant ( Transendalisme)
Immanuel Kant mensyaratkan bahwa dasar bagi suatu pengetahuan adalah bersifat umum dan mutlak namun sekaligus memberi pengetahuan yang baru. Empirisme memberikan putusan-putusan yang sintetis, jadi tidak mungkin empirisme memberikan suatu yang bersifat umum dan mutlak. Sebaliknya rasionalisme memberikan putusan-putusan yang analitis, jadi tidak memberikan suatu pengetahuan yang baru. 
Demikianlah, ternyata baik empirisisme maupun rasionalisme tidak memenuhi syarat-syarat yang dituntut oleh ilmu pengetahuan. Maka dari itu, perlu diselidiki bagaimana membuatu suatu putusan-putusan yang sintetis a priori, yaitu suatu putusan yang mampu memberikan sesuatu yang baru, namun tidak perlu tergantung dari pengalaman.
Demikianlah bahwa filsafat Kant juga bersifat transendental, yang berusaha meneliti bagaimana cara seseorang untuk mengenal segala sesuatu. Immanuel Kant menyimpulkan dan mengatasi aliran rasionalisme dan empirisme. Dari satu pihak ia mempertahankan objektifitas, universalitas dan keniscayaan pengertian. Di pihak lain, ia menerima bahwa pengertian bertolak dari fenomin-fenomin, dan tidak dapat melebihi batas-batasnya. Sampai pada waktu itu pendapat umumnya ialah bahwa pengertian manusia menyesuaikan diri dengan objek-objek, tetapi mungkin lebih berguna kalau diandaikan bahwa objek-objek menyesuaikan diri dengan pengertian manusia. 
ALIRAN FILASAFAT KONTEMPORER
Sampai saat ini aliran-aliran filsafat terus berkembang dan filsafat sebelumnya telah mendasari filsafat masa kini.
Positivisme
Positivisme diperkenalkan oleh Aguste Comte (1798-1857) yang tertuang dalam karya utama Aguste Comte adalah Cours de Philosophic Positive, yaitu tentang Filsafat Posistif ( 1830-1842) Positivisme berasal dari kata “positif”. Kata “positif” di sini sama artinya dengan faktual, yaitu apa yang berdasarkan fakta-fakta. Menurut Positivisme, pengetahuan kita tidak oleh melebihi fakta-fakta. Positivisme menurut kamus ilmiah adalah anggapan bahwa yang berarti itu hanya proposisi kolektif yang menunjukkan kepada hal-hal yang bersifat baik. Pada dasarnya positivisme adalah sebuah filsafat yang meyakini bahwa satu-satunya pengetahuan yang benar adalah yang didasarkan pada pengalaman aktual-fisikal. Positivisme bukanlah aliran yang berdiri sendiri, positivisme aliran yang berasal dari penggabungan empirisme dan rasionalisme. positivisme tidak menerima sumber pengetahuan melalui pengalaman batiniah tersebut. ia hanyalah mengandalkan fakta-fakta belaka.
Evolusionisme
Charles Darwin (1809-1882) adalah seorang ilmuwan yang mengusung teori tentang kemungkinan modifikasi spesies yang bersifat gradual dan menolak pandangan lama yang mengatakan bahwa spesies merupakan sesuatu dengan gerakan tetap dan stabil bagaimanapun terjadi perubahan-perubahan fundamental di lingkungannya. Meskipun demikian, pandangan modifikasi spesies belum mampu menjawab pertanyaan mendasar mengenai munculnya ‘variasi-variasi’ yaitu sebuah prinsip yang berkaitan dengan perubahan yang dihasilkan oleh seleksi ‘artifisial’ dari tanaman dan keturunan binatang. Darwin melengkapi teori evolusinya dengan menerapkan prinsip yang sama dengan asal-usul spesies kepada asal-usul manusia dan memberikan tempat kepada manusia melakukan proses evolusi dalam rangka seleksi alam dan mempertahankan eksistensinya di alam.
Ada tiga dimensi teoritik dari teori evolusionisme Darwin yaitu: pertama, ia sampai pada pembuktian bahwa makhluk organis di alam semesta ini tidak dijadikan secara serentak menurut jenis mereka masing-masing. Kedua, perubahan dan evolusi tidak terjadi dengan mengarah kepada suatu tujuan (causa finalis) yang telah dirancang dan direncana sejak mula. Ketiga, proses evolusi berlangsung melalui empat konsep yaitu struggle for life, survival of the fittest, natural selection, dan progress.Gagasan Darwin tentang evolusi organism menggambarkan proses linear dari perjuangan hidup.

Materialisme 
Materialisme adalah paham ajaran yang menekankan keunggulan faktor-faktor material atas yang spiritual dalam metafisika, teori nilai, fisiologi, epistimologi atau penjelasan historis.
Karl Marx (1818-1883) merupakan tokoh utama . Menurut Marx sejarah umat manusia sejak zaman primitif dibentuk oleh faktor-faktor kebendaaan. Awal sejarah manusia dimulai dengan adanya pemilikan pribadi yang kemudian menimbulkan pertarungan memperebutkan materi atau kekayaan ekonomi. Materi atau bendalah yang menjadi faktor konstitutif proses sosial politik historis kemanusiaan.. Materialisme adalah faham serba benda. Bertitik tolak dari asumsi itu, Marx meyakini bahwa tahap-tahap perkembangan sejarah ditentukan oleh keberadaan material. Bentuk dan kekuatan produksi meterial tidak saja menentukan proses perkembangan dan hubungan-hubungan sosial manusia, serta formasi politik, tetapi juga pembagian kelas-kelas sosial. Marx berpendapat bahwa hubungan-hubungan sosial sangat erat kaitannya dengan kekuatan-kekuatan produksi baru manusia akan mengubah bentuk-bentuk atau cara produksi mereka.

Pragmatisme
Di Amerika Serikat aliran Pragmatisme mendapat tempatnya yang tersendiri di dalam pemikiran filsafat, William James adalah orang yang memperkenalkan gagasan-gagasan pragmatisme kepada dunia. Aliran Pragmatisme mengajarkan bahwa yang benar ialah apa yang membuktikan dirinya sebagai benar dengan perantaraan akibat-akibatnya yang bermanfaat secara praktis. Aliran ini menganggap benar apa yang akibat-akibatnya bermanfaat secara praktis. Jadi patokan dari pragmatisme adalah bagaimana dapat bermanfaat dalam kehidupan praktis. Dan pegangan pragmatisme adalah logika pengamatan. Kebenaran mistis pun dapat diterima asalkan bisa bermanfaat secara praktis misalnya ada penyembuhan alternative yang menggunakan tenaga magis. Pengalaman pribadi yang benar adalah pengalaman yang bermanfaat secara praktis. Tokoh-tokohnya : William James, Jhon Dewey, F.C.S Schiller.

Vitalisme
Akibat dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknik di awal abad XX mengakibatkan perkembangan industrialisasi yang cepat pula, sehingga menjadikan segala pemikiran diarahkan pada hal-hal yang bersifat bendawi saja, baik jagat raya, maupun manusia dipandang sebagai mesin yang terdiri dari banyak bagian yang masing-masing menempati tempatnya sendiri-sendiri. Serta bekerja menurut hukum yang telah ditentukan bagi masing-masing bagian itu. Aliran Vitalisme memandang bahwa kegiatan organisme hidup digerakkan oleh daya atau prinsip vital dengan daya-daya fisik. Aliran ini timbul dari reaksi terhadap perkembangan ilmu dan teknologi serta industrialisasi. Dimana segala sesuatu dapat dianalisa secara matematis. Tokoh-tokohnya: Henri Bergson.


Fenomenologi
Kata Fenomenologi berasal dari Yunani fenomenon yang artinya sesuatu yang tampak, terlihat karena bercahaya, dalam bahasa Indonesia disebut ”gejala”. Jadi fenomenologi adalah suatu aliran yang membicarakan segala sesuatu selama hal itu tampak. Pelopor aliran ini adalah Edmund Husserl. Tokoh-tokohnya: Edmund Husserl, Marx Secheler.

Eksistensialisme
            Kata Eksistensi berasal dari kata eks (keluar) dan sistensi yang diturunkan dari kata kerja sisto (berdiri, menempatkan) jadi eksistensialisme dapat diartikan manusia berdiri sebagai diri sendiri dengan keluar dari dirinya. Manusia sadar bahwa dirinya ada. Ia dapat meragukan segala sesuatu hal yang pasti yaitu bahwa dirinya ada. Eksistensialisme adalah aliran Filsafat yang memandang segala gejala dengan berpangkal pada eksistensi, Eksistensi sendiri merupakan cara berada manusia di dunia, dan cara ini berbeda dengan cara berada makhluk-makhluk lainnya.. Dalam teori ini berpandangan bahwa manusia adalah eksistensinya mendahului esensinya (hakikat), dan sebaliknya benda-benda lain esensinya mendahului eksistensinya, sehingga manusia dapat menentukan diri sendiri menurut proyeksinya sendiri, hidupnya tidak ditentukan lebih dulu, sebaliknya benda-benda lain bertindak menurut esensi atau kodrat yang memang tak dapat dielakkan. Tokoh-tokohnya: Jean Paul Sartre, Gabriel Marcel.

Filsafat Analitis
            Aliran Filsafat Analitis ini pertama muncul di Inggris dan Amerika serikat sejak tahun 1950, Filsafat analitis sering juga disebut filsafat bahasa, filsafat ini merupakan reaksi dari idealisme, khususnya neohegelianisme di inggris. Para penganutnya menyibukkan diri dengan analisis bahasa dan konsep-konsep. Tokoh-Tokohnya: Bertrand Russel, Ludwig Wittgenstein, Gilbert Ryle, John Langsaw Austin.

Strukturalisme
            Strukturalisme muncul diprancis pada tahun 1960an, dan dikenal juga dalam linguistic, psiatri dan sosiologi, strukturalisme pada dasarnya menegaskan bahwa masyarakat dan kebudayaan memiliki struktur yang sama dan tetap, maka kaum strukturalis menyibukkan diri dengan menyelidiki struktur-struktur tersebut. Tokoh-tokohnya: Levi Strauss, Jacques Lacan, Michel Foucault.

Postmodernisme
            Aliran Post Modernisme ini muncul sebagai reaksi terhadap modernisme dengan segala dampaknya, pengertian post modern bukan sesuatu yang baru dalam filsafat Lyotard menjadi orang pertama yang mengintroduksikan istilah ini ke dalam filsafat. Tokoh-tokohnya: Jean Francois Lyotard.




Sabtu, 22 September 2012

PENCARIAN KEHARMONIAN DALAM PIKIRAN SKEPTISKU


PENCARIAN KEHARMONIAN DALAM PIKIRAN SKEPTISKU

ELegi-elegi adalah filsafat yang hidup (life filisofi) bukan teks book filosofi diharapakan dari membaca elegi-elegi ini kita bisa merangkai pengalaman kita sendiri dengan cara memahaminya. Apapun bidang ilmu kita bukan suatu alasan sebagai penghalang dalam mempelajari filsafat, karena pendekatan yang digunakan adalah pendekatan hidup. Pendekatan hidup adalah pendekatan yang sangat mendasar, yang menjadi perbedaan adalah bagaimana menjabarkannya, menguraikannya, dan memaknainya.
Filsafat tidak terlepas masalah hati dan pikiran kadang kita sebagai manusia skeptic terjebak dalam memaknai antara keduanya. Jadi pada dasarnya memaknai hati dan pikiran terletak pada metode yang kita gunakan sebagai pendekatannya.Hal ini terliaht pada pemikiran-prmikiran orang barat yang selalu mengutamakan pikiran dan terkesan mereka tidak mempunyai hati.
Dalam memaknai segala hal itu didasari atas dasar yang berdimensi baik objek pemakna dan yang memaknainya Sebagai contoh masalah kematian ,kita tidak bisa mendeskripsikan bagaimana nyawa itu keluar dari tubuh kita ,bagaimana malaikat menjabut nyawa dari jasadnya, kita tentunya butuh dimensi-dimensi tertentu dalam memaknainya.
Perbedaaan dalam kualitas metode yang kita gunakan menentukan kategori keilmuan tertentu. Dengan kualitas metede yang jelas maka kita akan termasuk dalam kategori perbincangan orang awam atau sudah masuk ke ranah filsafat ataukah sudah terjun dalam ranah spiritual.
Berbicara masalah filosofi lagi. Perbedaan mendasar pada filosofi adalah terbuka utuk ruang dan waktu. Karena filosofi adalah bagaimana kita berfikir terhadap sesuatu maka segala macam kemungkinan ada di dalamnya baik metode maupun objeknya.
Ranah budaya juga tidak terlepas dari filosofi karena budaya secara definisi merupakan hasil pemikiran manusia yagn dilakukan secara sadar. Budaya pada masyarakat sangat banyak sekali ragamnya. Jika kita lihat dari fungsinya bahwa budaya memperkuat daya ingat pada masyarakatnya adalah budaya yang sifatnya mencerdaskan. Ketika kita hidup dalam masyarakat maka pemikiran-pemikiran kita secara sadar atapun tidak sadar mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan kemasyarakatan. Meliahat pada faktanya bahwa pemikiran kita terbatas akan sesuatu, dibutuhkanlah suatu interaksi dalam masyarakat itu agar pemikiran-pemikiran yang terbatas itu bisa dkembangkan dan di optimalkan dalam penggunaanya bagi terjalinnya masayarakat yang toleran dalam suatu lingkungan.
Ketakjuban pemikiran-pemikiran individu yang ada dalam masyarakat bukan terlahir dari sesuatu yang besar akan tetapi terlahir dari hal paling sederhana. Ketakjuban pemikiran-pemikiran itu tidak terlepas dari hal-hal sederhana lebih tepatnya lagi terjadinya perbedaan antara objek pemikir dengan alam sekitar. Dari situlah muncul pemikiran-pemikiran logis yang menghasilkan suatu karya yang bermanfaat bagi lingkungan. Tetapi terkadang dalam pemikiran bertentangan dengan hati, yang menjadi hal penting ketika ini terjadi adalah bukan konflik yang ada antara hati dan pikiran tetapi bagaimana mencari suatu solusi. Terkadang solusi –solusi terhadap pemikiran dan hati kita anggap sebagai suatu yang yang sangat sulit.
Harmoni adalaah ketika sesuatu berjalan sesuai dengan fungsi dan haknya ,hidup ini akan berjalan dengan baik ketika ada harmoni pada diri kita dan lingkungan. Sebagai contoh hidung yang fungsinya sebagai indra pencium janganlah sampai mengambil alih fungsi telinga sebagai indra pendengaran, bagaimana jadinya ketika fungsi dan hak masing-masing tidak dijalankan atau bahkan diambil alih oleh yang lain maka terjadilah suatu kerusakan. Begitu juga dengan hati dan pikiran kita sebagai manusia yang berfikir hendakya tahu batasan-batasan mana yang perlu untuk pikiran dan batasan-batasan yagn perlu untuk hati. Karana hidup tidaklah akan bisa dilaksanakan ketika keharmonian tidak ada.
Harmoni akan tercapai tidak serta merta begitu saja tetapi dilakukan sepanjang hidup dengan ikhtiar yang continiu. Apa yang akan terjadi ketika bumi berhenti sejenak saja mngelilingi matahari atau keluar dari rotasinya beberapa derajat saja. Bisa kita bayangkan seperti apa dampaknya. Jadi keharmonian itu akan terjadi ketika sesuatu yang merupakan fungsinya dan hanya dilakukan secara terus menerus.