Selasa, 11 September 2012

MONOLOG SANG FILSUF DAN SANG PENGIKUT
Refleksi Pertemuan  2
PROLOG
Filsafat bisa didefinisikan sebagai apa saja yang terpenting adalah dasarnya,  dalam artian kenapa kita mendefinisikan filsafat seperti itu. Filsafat  identik dengan kebijakan .ketika kita bertanya apakah filsafat itu bijak ? sama saja kita mengatakan apakah orang itu manusia karena pada dasarnya filsafat adalah kebijakan.
Untuk lebih dalam mari kita simak diskusi SANG FILSUF dengan SANG PENGIKUT

SANG PENGIKUT :
“ Apa penyebab manusia bisa menganggap dirinya sebagai TUHAN apakah jiwa filsafatnya melampaui jiwa spiritualnya ? “
SANG FILSUF :
“Hal itu terjadi bukan lain karena manusia itu tergoda untuk menujukkan sisi kesombongannya secara sadar ataupun tidak sadar dan sombong adalah kesalahan utama manusia. Ketika manusia mengatakan AKU ADALAH TUHAN ketika itu juga kata AKU adalah hal yang tidak mungkin baik secara ucapan dan pikiran. Dan ketika kau berdoa saja dan doa mu penuh dengan aku , kita tidak bisa menjamin apakah itu bukan suatu kesombongan”.
SANG PENGIKUT :
“Menurut anda apakah sebenar-benar ilmu adalah kontradiksi ? “
SANG FILSUF:
“ Kontradiksi berfilsafat sangat beda dengan kontradiksi matematika ataupun ilmu yang lainnya. Sebagai contoh bahwa kontradiksi matematika adalah tidak konsisten. Jikalau tidak konsisten artinya tautologi ( apapun pasti benar ) akan tetapi dengan tautologi kita tidak mendapatkan apa-apa. Maka dalam filsafat dikatakan matematika bukan sebagai ilmu tetapi hanya penalaran saja. Nah… bagaimana dengan filsafat ..??? kontradiksi filsafat adalah BUKAN IDENTITAS kalo bukan identitas itu pasti kontradiksi sebagaimana lazimnya identitas adalah AKU ADALAH DIRIKU . tetapi ketika kita berfikir secara filsafat dengan sedalam dalamnya aku adalah aku tidaklah mungkin akan tercapai, aku yang sekarang bukan aku yang kemarin. Karena pada hakekatnya identitas hanyalah milik TUHAN.”
SANG PENGIKUT :
“ Apakah filosifi seseorang itu sudah dapat diterima atau direalisasikan dengan hanya pemikirannya atau diperlukan saint lagi dalam pembuktiannya ??
SANG FILSUF :
“Dalam filsafat ada filsafat dan ilmu filsafat begitu juga dengan pengetahuan. Ada pengetahuan dan ada juga ilmu pengetahuan, perbedaan antara pengetahuan dengan ilmu pengetahuan ?? pengatahuan masih belum terstruktur masih ada dimana-mana dan berserakan  sedangkan ilmu pengetahuan sudah jelas metodenya jelas metodologinya jelas hakekatnya jelas pendekatannya dan jelas manfaat, etika dan estetisnya. Demikian juga dengan filsafat, filsafat adalah olah fikir akan tetapi belum tentu olah fikir  adalah ilmu filsafat dan sudah jelas dalam ilmu filsafat ada olah fikir.”

SANG  PENGIKUT :
“Jika kemurnian hati dapat dijadikan penetral bagi pemikiran yang tak terbatas bagaimana membedakan antara kata hati dan kata pemikiran agar tidak salah dalam mengambil keputusan ???”
SANG FILSUF :
“Dalam elegi saya hati adalah pikiran .. akan tetapi SIAPA..?? artinya bahwa filsafat itu tergantung orangnya ketika manusia berfilsafat dan kemudian merefleksinya itulah sebaik-baik filsafat. Ketika kau bertanya dengan kata MENGAPA itu artinya kau telah berfilsafat. Filsafat itu terletak pada diri sendiri.”
SANG PENGIKUT :
“Karena filsafat adalah induk segala ilmu bagaimana penerapan filsafat dalam bidang agama ..?? apakah filsafat yang berlandaskan agama ataukah agama yang berlandaskan filsafat ..??”
SANG FILSUF :
“Beragama itu berdimensi-dimensi,  individunya pun berdimensi dimensi. Begitu juga dengan berfilsafat. Berbeda ketika kita memahami agama dari segi implementasi dan memahami agama dari segi turunnya wahyu-wahyu.begitu juga dengan filsafat. Kalau dilihat dari segi formalnya filsafat lebih dulu dari agama. Pada hakekatnya hubungan antara filsafat dan agama ada pada diri kita masing-masing. Jikalau berdasarkan pendapat saya agama jauh lebih dulu dari filsafat dari segi persefektif implementsinya. Sebagai contoh kita kadang-kadang mengerjakan solat dulu baru berfikir  dan mencari tahu kenapa kita mesti solat”
SANG PENGIKUT:
“Apakah dampak negatif ketika ilmu filsafat tidak di pelajari ..????”
SANG FILSUF:
“Pertanyaan anda tidak ada bedanya ketika saya mengatakan “ APA RUGINYA SAYA TIDAK TAHU” jawabannya adalah disatu sisi anda rugi dan disisi lain lagi anda untung  semuanya tergantung dari apa yang anda ketahui. karena filsafat meningkatkan pemahaman kita akan sesuatu,apapun,atau yang mungkin ada.

SANG PENGIKUT :
“Bagaimna caranya agar kita bisa konsisten dengan pemikiran kita akan tetapi tidak menutup terhadap pemikiran orang lain..????
SANG FILSUF:
“Boleh-boleh saja anda terlibat  dan hal terbaik adalah terlibat , dan dari sana anda akan tahu sejauh mana konsep pemikira anda benar. Dalam artian ketika anda melihat,mendengar pemikiran seseorang maka perlu anda memcari dan membuktikan kebenarannya atau keabsahannya dan dari sana anda bisa koreksi apa yang anda pikirkan dan anda yakini.”
SANG PENGIKUT:
“Bagaiman ketika orang salah berfikir akan tetapi dia tidak mau atau mengakui bahwa dirinya salah..???”
SANG FILSUF :
“Jadi andaikan kita berbicara dalam kontek agama, bahwa jangan engkau meminta maaf dalam solatmu saja akak tetapi dlam setiap saat dengan hati dan pikiran hingga samapai dlam tidurmu sekalipun ketika dalam kontek berfikir atau belajar .. belajar itu tidak cukup di dalam kelas saja tetapi setiap saat dimanapun dan kapan pun.. artinya bahwa kekontiniuan adalah hal yang terpenting”

Dari monolog SANG FILSUF dan SANG PENGIKUT diatas  ada beberapa pelajaran berharga yang perlu kita tahu bahwa berfilsafat pada dasarnya adalah bagaimana cara fikir kita untuk mengetahhi keberadaan kita sebagai manusia yang fana bukan sebagai dasar untuk MENGUSIK KEBERADAAN TUHAN ataupun hingga menganggap diri kita sebagai atau sama dengan tuhan
Ketika sebuah pertanyaan antara filsafat dan agama muncul, langkah terbaik adalah bukan menyalahkan si pemikir akan tetapi melihat dari aspek mana kita memandang. Bukan berarti agama lebih tinggi dari filsafat ataupun sebaliknya.
Tidak ada tolak ukur untuk mengetahui apakah ilmu filsafat itu bermanfaat atau tidak karena filsafat adalah meningkatkan pemahaman kita terhadap sesuatu naahh…. Sesuatu inilah sebagai landasan kita apakah ilmu filafat itu bermanfaat atau tidak. Ketika kita ingin mengetahui apakah sesuatu itu bermanfaat atau merugikan perlulah kita mendalami sesuatu tersebut sehingga keyakinan dan pemikiran kita tidak serta berubah akan tetapi lebih bermanfaat dan komplek
PERTANYAAN
1.      BAGAIMANA MENURUT ANDA , APAKAH SUATU TINDAKAN ITU PERLU KITA KERJAKAN TERLEBIH DAHULU BARU KEMUDIAN MENGETAHUI DASAR-DASARNYA ataukah PERLU MENGETAHUI DASAR-DASARNYA KEMUDIAN MENGERJAKANNYA..???
2.       MANAKAH YANG LEBIH BAGUS JIKALAU DILIHAT DARI PERSEPEKTIF HASILNYA ?

Tidak ada komentar: