MONOLOG SANG FILSUF DAN SANG PENGIKUT
Refleksi Pertemuan 2
PROLOG
Filsafat bisa didefinisikan
sebagai apa saja yang terpenting adalah dasarnya, dalam artian kenapa kita mendefinisikan
filsafat seperti itu. Filsafat identik
dengan kebijakan .ketika kita bertanya apakah filsafat itu bijak ? sama saja kita
mengatakan apakah orang itu manusia karena pada dasarnya filsafat adalah
kebijakan.
Untuk
lebih dalam mari kita simak diskusi SANG FILSUF dengan SANG PENGIKUT
SANG
PENGIKUT :
“
Apa penyebab manusia bisa menganggap dirinya sebagai TUHAN apakah jiwa
filsafatnya melampaui jiwa spiritualnya ? “
SANG
FILSUF :
“Hal
itu terjadi bukan lain karena manusia itu tergoda untuk menujukkan sisi
kesombongannya secara sadar ataupun tidak sadar dan sombong adalah kesalahan
utama manusia. Ketika manusia mengatakan AKU ADALAH TUHAN ketika itu juga kata
AKU adalah hal yang tidak mungkin baik secara ucapan dan pikiran. Dan ketika
kau berdoa saja dan doa mu penuh dengan aku , kita tidak bisa menjamin apakah
itu bukan suatu kesombongan”.
SANG
PENGIKUT :
“Menurut
anda apakah sebenar-benar ilmu adalah kontradiksi ? “
SANG
FILSUF:
“
Kontradiksi berfilsafat sangat beda dengan kontradiksi matematika ataupun ilmu
yang lainnya. Sebagai contoh bahwa kontradiksi matematika adalah tidak
konsisten. Jikalau tidak konsisten artinya tautologi ( apapun pasti benar )
akan tetapi dengan tautologi kita tidak mendapatkan apa-apa. Maka dalam
filsafat dikatakan matematika bukan sebagai ilmu tetapi hanya penalaran saja. Nah…
bagaimana dengan filsafat ..??? kontradiksi filsafat adalah BUKAN IDENTITAS
kalo bukan identitas itu pasti kontradiksi sebagaimana lazimnya identitas
adalah AKU ADALAH DIRIKU . tetapi ketika kita berfikir secara filsafat dengan
sedalam dalamnya aku adalah aku tidaklah mungkin akan tercapai, aku yang sekarang
bukan aku yang kemarin. Karena pada hakekatnya identitas hanyalah milik TUHAN.”
SANG
PENGIKUT :
“
Apakah filosifi seseorang itu sudah dapat diterima atau direalisasikan dengan
hanya pemikirannya atau diperlukan saint lagi dalam pembuktiannya ??
SANG
FILSUF :
“Dalam
filsafat ada filsafat dan ilmu filsafat begitu juga dengan pengetahuan. Ada pengetahuan
dan ada juga ilmu pengetahuan, perbedaan antara pengetahuan dengan ilmu
pengetahuan ?? pengatahuan masih belum terstruktur masih ada dimana-mana dan
berserakan sedangkan ilmu pengetahuan
sudah jelas metodenya jelas metodologinya jelas hakekatnya jelas pendekatannya
dan jelas manfaat, etika dan estetisnya. Demikian juga dengan filsafat,
filsafat adalah olah fikir akan tetapi belum tentu olah fikir adalah ilmu filsafat dan sudah jelas dalam
ilmu filsafat ada olah fikir.”
SANG PENGIKUT :
“Jika
kemurnian hati dapat dijadikan penetral bagi pemikiran yang tak terbatas
bagaimana membedakan antara kata hati dan kata pemikiran agar tidak salah dalam
mengambil keputusan ???”
SANG
FILSUF :
“Dalam
elegi saya hati adalah pikiran .. akan tetapi SIAPA..?? artinya bahwa filsafat
itu tergantung orangnya ketika manusia berfilsafat dan kemudian merefleksinya
itulah sebaik-baik filsafat. Ketika kau bertanya dengan kata MENGAPA itu
artinya kau telah berfilsafat. Filsafat itu terletak pada diri sendiri.”
SANG
PENGIKUT :
“Karena
filsafat adalah induk segala ilmu bagaimana penerapan filsafat dalam bidang
agama ..?? apakah filsafat yang berlandaskan agama ataukah agama yang
berlandaskan filsafat ..??”
SANG
FILSUF :
“Beragama
itu berdimensi-dimensi, individunya pun
berdimensi dimensi. Begitu juga dengan berfilsafat. Berbeda ketika kita
memahami agama dari segi implementasi dan memahami agama dari segi turunnya
wahyu-wahyu.begitu juga dengan filsafat. Kalau dilihat dari segi formalnya
filsafat lebih dulu dari agama. Pada hakekatnya hubungan antara filsafat dan
agama ada pada diri kita masing-masing. Jikalau berdasarkan pendapat saya agama
jauh lebih dulu dari filsafat dari segi persefektif implementsinya. Sebagai contoh
kita kadang-kadang mengerjakan solat dulu baru berfikir dan mencari tahu kenapa kita mesti solat”
SANG
PENGIKUT:
“Apakah
dampak negatif ketika ilmu filsafat tidak di pelajari ..????”
SANG
FILSUF:
“Pertanyaan
anda tidak ada bedanya ketika saya mengatakan “ APA RUGINYA SAYA TIDAK TAHU”
jawabannya adalah disatu sisi anda rugi dan disisi lain lagi anda untung semuanya tergantung dari apa yang anda ketahui.
karena filsafat meningkatkan pemahaman kita akan sesuatu,apapun,atau yang
mungkin ada.
SANG
PENGIKUT :
“Bagaimna
caranya agar kita bisa konsisten dengan pemikiran kita akan tetapi tidak
menutup terhadap pemikiran orang lain..????
SANG
FILSUF:
“Boleh-boleh
saja anda terlibat dan hal terbaik
adalah terlibat , dan dari sana anda akan tahu sejauh mana konsep pemikira anda
benar. Dalam artian ketika anda melihat,mendengar pemikiran seseorang maka
perlu anda memcari dan membuktikan kebenarannya atau keabsahannya dan dari sana
anda bisa koreksi apa yang anda pikirkan dan anda yakini.”
SANG
PENGIKUT:
“Bagaiman
ketika orang salah berfikir akan tetapi dia tidak mau atau mengakui bahwa
dirinya salah..???”
SANG
FILSUF :
“Jadi
andaikan kita berbicara dalam kontek agama, bahwa jangan engkau meminta maaf
dalam solatmu saja akak tetapi dlam setiap saat dengan hati dan pikiran hingga
samapai dlam tidurmu sekalipun ketika dalam kontek berfikir atau belajar ..
belajar itu tidak cukup di dalam kelas saja tetapi setiap saat dimanapun dan
kapan pun.. artinya bahwa kekontiniuan adalah hal yang terpenting”
Dari monolog SANG FILSUF dan SANG
PENGIKUT diatas ada beberapa pelajaran
berharga yang perlu kita tahu bahwa berfilsafat pada dasarnya adalah bagaimana
cara fikir kita untuk mengetahhi keberadaan kita sebagai manusia yang fana
bukan sebagai dasar untuk MENGUSIK KEBERADAAN TUHAN ataupun hingga menganggap
diri kita sebagai atau sama dengan tuhan
Ketika sebuah pertanyaan antara filsafat
dan agama muncul, langkah terbaik adalah bukan menyalahkan si pemikir akan
tetapi melihat dari aspek mana kita memandang. Bukan berarti agama lebih tinggi
dari filsafat ataupun sebaliknya.
Tidak ada tolak ukur untuk
mengetahui apakah ilmu filsafat itu bermanfaat atau tidak karena filsafat
adalah meningkatkan pemahaman kita terhadap sesuatu naahh…. Sesuatu inilah
sebagai landasan kita apakah ilmu filafat itu bermanfaat atau tidak. Ketika kita
ingin mengetahui apakah sesuatu itu bermanfaat atau merugikan perlulah kita
mendalami sesuatu tersebut sehingga keyakinan dan pemikiran kita tidak serta
berubah akan tetapi lebih bermanfaat dan komplek
PERTANYAAN
1. BAGAIMANA MENURUT ANDA , APAKAH
SUATU TINDAKAN ITU PERLU KITA KERJAKAN TERLEBIH DAHULU BARU KEMUDIAN MENGETAHUI
DASAR-DASARNYA ataukah PERLU MENGETAHUI DASAR-DASARNYA KEMUDIAN
MENGERJAKANNYA..???
2. MANAKAH YANG LEBIH BAGUS JIKALAU DILIHAT DARI
PERSEPEKTIF HASILNYA ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar